Sabtu, 09 Februari 2013

UPM SMESTER 1 PPD



UJIAN PENGENDALIAN MUTU
SMESTER 1

MATA UJIAN                      : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
JURUSAN                            : PENDIDIKAN IPS
PROGRAM STUDI             : SEMUA PROGRAM

1.       Reaksi prustasi individu atas kegagalan dalam mencapai tujan dantidak terpenuhinya kebutuhan individu dengan cara mencari kambing hitam disebut : proyeksi
2.       Kecakapan khusus individu yang merupakan hasil pembawaan : aptitude
3.       Untuk mengenali tingkat kecerdasan peserta didiknya, seorang guru dapat melakukan pengamatan dengan melihat indikator sebagai berikut :
4.       Perkembangan psikomotorik yang harus dikuasai pada masa bayi dan kanak-kanak : berjalan dan berbicara
5.       Yelon dan weinsten (1977) mengemukakan tentang arah atau pola perkembangan manusia itu bersifat cephalocaudal, yang dimaksud dengan kata yang digaris bawahi diatas adalah : perkembangan manusia itu mulai dari kepala dan kaki
6.       Poola urutan perkembangan bahasa adalah : meraba, bicara menolong, haus nama-nama, gemar bertanya, membuat kalimat sederhana, dan bahasa ekspresif
7.       Tahap perkembangan moralitas yang ditandai dengan orientasi mengenai anak yang baik dan mempertahankan norma-norma sosial dan otoritas dinamakan : convensional
8.       Psykology is a scientific study of mental process and overt behaviour of individual, dari pengertian psikologi diatas manakah yang termasuk ke dalam overt behaviour : menjerit, berjalan, tersenyum
9.       Seorang guru tampil dengan pakaian yang tidak rapih, bersikap kasar, bertindak tidak adil. Apabila dikaitkan dengan sistem nilai yang berlaku, maka dirinya bertentangan dengan peran guru sebagai : transpormator, (penerjemah) system nilai melalui penjelmaan dalam dirinya
10.   Pada remaja keterikatan hidup dalam gank (peers group) yang tidak terbimbing mudah menimbulkan kenakalan remaja, yang sama artinya dengan kata yang digaris bawahi adalah : juvenile delinguency
11.   Pada fase perkembangan apa biasanya muncul ketertarikan untuk menggunakan bahasa sandi (bahasa yang hanya dimengerti oleh teman sebayanya) pada perkembangan bahasanya :
12.   Perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan atau loncat-loncat, merupakan prinsip perkembangan :
13.   Sapu lidi, jari tangan, atau benda lainnya sering digunakan untuk menunjukan bilangan bagi siswa kelas 1 SD, hal ini sejalan dengan pendapat piaget yang menyatakan pada usia tersebut anak berada pada tahapan kognitif :
14.   Menurut bloom cs yang tidak termasuk kedalam the cognitive domain dalam taksonomi prilaku bloom adalah :
15.   Di bawah ini yang merupakan ciri perilaku orang tua terhadap anak dengan pola overprotection adalah :
16.   Damar jati seorang siswa tekun belajar walaupun hasilnya relatif stabil sekitar nilai 6-7, setelah mengikuti tes kacerdasan, ternyata ia mendapat skor 105. Sedangkan yang lain ada yang 145 dan ada pula yang 80. Kecerdasan damar jati tersebut termasuk :
17.   Kenakalan remaja sebagai gejala sosial merupakan hal yang lebih dimungkinkan terjadi karena :
18.   Siswa SMP sedang berada pada perkembangan remaja awal dan siswa SMA berada pada masa remaja akhir. Dibawah ini disebutkan ciri-ciri siswa SMP sebagai remaja awal kecuali :
19.   Krkkkeatifitas siswa akan berkembang dalam situasi pembelajaran dibawah ini, kecuali :
20.   Unsur kecerdasan emosi “empati” ditunjukan dengan karakteristik perilaku seseorang seperti di bawah ini, keculai :
21.   Berikut adalah ciri-ciri manusia dengan kepribadian sehat, kecuali :
22.   Tugas guru yang berperan dalam bertanggung jawab dalam mengumpulkan, menganalisis, menfsirkan, dan memberikan pertimbangan (judgement) atas tingkat keberhasilan belajar mengajar, merupakan tugas guru sebagai :
23.   Dodo begitu menyadari bahwa prestasi belajarnya di kelas tidak begitu baik, namun ia berusaha menunjukkan keunggulannya dibidang olah raga sehingga ia tetap merupakan kebanggaan kelasnya, kasus di atas merupakan contoh konsep defence mechanism :
24.    Motivasi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, diperoleh oleh jingga lebih besar dari dorongan orang tua, maka motivasi yang berasal dari dorongan orang tua tersebut kita sebut dengan :
25.   Pada akhirnya gine memilih jurusan bahasa inggris setelah melalui pertimbangan sangat berat karena secara rasional sukar sekali baginya untuk melakukan pilihannya mengingat baik bahasa inggris maupun bahasa perancis kedua-duanya sama menariknya dan sama-sama diinginkannya.
Dalam kasus diatas gine mengalami :
26.   Penjurusan di SMA (IPA, IPS, BAHASA) secara psikologis memang diperlukan. Hal tersebut didasarkan pada asumsi bahwa terdapat keragaman individu dalam :
27.   Motif yang menunjukan kepada motif yang berkembang dalam individu karena pengalaman dan dipelajari, seperti : takut yang dipelajari, motif-motif sosial (ingin diterima, konformitas dan sebagainya), motif-motif obyektif daninterest (eksplorasi, manipulasi, minat), maksud dan aspirasi serta motif berprestasi disebut :
28.   Dalam pandangan teori apa yang menyatakan praktik pendidikan itu pada hakikatnya merupakan usaha conditining (penciptaan seperangkat stimulus) yang diharapkan pula menghasilkan pola-pola perilaku (seperangkat response) tert entu :
29.   Perubahan dalam pola-pola sambutan atau perilaku dan aspek-aspek keperibadian tertentu sebagai hasil belajar dan usaha individu yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya, dalam konsep perkembangan pengertian diatas disebut :
30.   Kemampuan untuk mempersepsi dan mentransformasikan dunia spasial-visual, berupa kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang dan hubungan yang terjadi didalamnya. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh sutradara, desainer, seniman dsb, disebut dengan kecerdasan

ESAY

1.       Jelaskan peranan dan pengaruh pendidikan terhadap perubahan dan perkembangan perilaku individu !
Pendidikan itu normative (bersumber pada tugas-tugas perkembangan dan criteria pendewasaan). Norma-norma itu merupakan seperangkat : pengetahuan,fakta, system nilai, prosedur dan teknik, sikap-sikap etis, estetis, social, iliah, religious, serta keterampilan dan kemahiran gerakan, tinfakan pembicaraan, dan sebagainya diruang lingkup scope) dan urutan (sequence)-nya disusun berdasarkan tahapan perkembangan sesuai dengan konteks, jenis lingkungan pendidikan yang berangkutan dan sekaligus pula merupakan perangkat criteria keberhasilannya.
Dengan menggunakan konsep dasar psikologis, khususnya dalam konteks pandangan behaviorisme, kita dapat menyatakan bahwa praktik pendidikan itu pada hakikatnya merupakan usaha conditioning (penciptaan seperangkat stimulus) yang diharapkan pula menghasilkan pola-pola perilaku (seperangkat response) tertentu. Prestasi Belajar (achievement) dalam term-term pengetahuan (penalaran), sikap (penghayatan) dan keterampilan (pengalaman) merupakan indicator-indikator atau manifestasi dari perubahan dan perkembangan perilaku termaksud.
Apakah arah (positif, negative atau meragukan) dari perubahan dan perkembangan itu serta kualifikasinya (tinggi, sedang, rendah, atau gagal / berhasil, memadai tidak memadai, lulus/tidak lulus, memuaskan/tidak memuaskan, dapat diterima/tidakberdasarkan perangakat criteria yang telah ditetapkan), jelas akan bergantung pada factor S (conditioning, pendidikan) disamping factor O (siswanya, pelajar)itu sendiri. Kontribusi pengaruh factor-faktor S (pendidikan) dan (karakteristik siswanya sendiri) dapat digambarkan dengan formal (rumusan) matematis secara fungsional (1) atau regresional (2) yang notasinya sebagai berikut
(1) P = f (S, O)
(2) P = a + b1S + b2O + E
P = person (perilaku, pribadi
F = fungsi (function)
S = Stimulus (pendidikan)
O = Organisme (karakterisme siswa)
A = konstanta (pengaruh rata-rata dari factor S dan O)
b1b2 = beta weight (bobot nilai kontribusi dari S dan O)
E = pengaruh variable lain (yang mengiringinya)

2.       Jelaskan bahwa faktor herediter, lingkungan, dan kematangan dapat mempengaruhi terhadap timbulnya keragaman dalam kecakapan dan keperibadian !
Motivasi yang didapat seseorang bisa timbul dari dalam diri individu itu sendiri maupun dari faktor ekstenal. Walau yang paling berpengaruh dalam tingkat motivasi individu itu berasal dari dalam individu itu sendiri namun faktor-faktor lain seperti lingkungan, pergaulan, dll juga tidak lepas pengaruhnya terhadap motivasi sesorang.
3.       Gardner menemukan setidaknya ada delapan kecerdasanyang terdapat dalam diri manusia. Kecerdasan tersebut ada dalam setiap orang dalam tingkatan yang berbeda-beda
a.       Sebutkan dan jelaskan mengenai teori multiple intelligences yang dikemukakan oleh Howard Gardner
Sembilan Jenis Kecerdasan
Jenis kecerdasan pertama, kecerdasan linguistik, adalah kecerdasan dalam mengolah kata. Ini merupakan kecerdasan para jurnalis, juru cerita, penyair, dan pengacara. Jenis pemikiran inilah yang menghasilkan King Lear karya Shakespeare, Odyssey karya Homerus, dan Kisah Seribu Satu Malam dari Arab. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargu-mentasi, meyakinkan orang, menghibur, atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya. Mereka senang bermain-main de¬ngan bunyi bahasa melalui teka-teki kata, permainan kata (pun), dan tongue twister. Kadang-kadang mereka pun mahir dalam hal-hal kecil, sebab mereka mampu mengingat berbagai fakta. Bisa jadi mereka adalah ahli sastra. Mereka gemar sekali membaca, dapat menulis dengan jelas, dan dapat mengartikan bahasa tulisan secara luas.
Jenis kecerdasan kedua, Logis-matematis, adalah kecerdasan dalam hal angka dan hgika. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemrogram komputer. Newton menggunakan kecerdasan ini ketika ia menemukan kalkulus. Demikian pula dengan Einstein ketika ia menyu-sun teori relativitasnya. Ciri-ciri orang yang cerdas secara logis-mate-matis mencakup kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, dan pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional.
Kecerdasan Spasial adalah jenis kecerdasan yang ketiga, mencakup bapikir dalam gambar, serta kemampuan untuk mencerap, mengubah, dan menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia visual-spasial. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin. Siapa pun yang merancang piramida di Mesir, pasti mempunyai kecerdasan ini. Demikian pula dengan tokoh-tokoh seperti Thomas Edison, Pablo Picasso, dan Ansel Adams. Orang dengan tingkat kecerdasan spasial yang tinggi hampir selalu mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi.
Kecerdasan musikal adalah jenis kecerdasan keempat. Ciri utama kecerdasan ini adalah kemampuan untuk mencerap, menghargai, dan menciptakan irama dan melodi. Bach, Beethoven, atau Brahms, dan juga pemain gamelan Bali atau penyanyi cerita epik Yugoslavia, se-muanya mempunyai kecerdasan ini. Kecerdasan musikal juga dimiliki orang yang peka nada, dapat menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti irama musik, dan yang mendengarkan berbagai karya musik dengan tingkat ketajaman tertentu.
Kecerdasan kelima, kinestetik-jasmani, adalah kecerdasan fisik. Kecer¬dasan ini mencakup bakat dalam mengendalikan gerak tubuh dan kete-rampilan dalam menangani benda. Atlet, pengrajin, montir, dan ahli bedah mempunyai kecerdasan kinestetik-jasmani tingkat tinggi. De¬mikian pula Charlie Chaplin, yang memanfaatkan kecerdasan ini untuk melakukan gerakan tap dance sebagai "Little Tramp". Orang dengan ke¬cerdasan fisik memiliki keterampilan dalam menjahit, bertukang, atau merakit model. Mereka juga menikmati kegiatan fisik, seperti berjalan kaki, menari, berlari, berkemah, berenang, atau berperahu. Mereka adalah orang-orang yang cekatan, indra perabanya sangat peka, tidak bisa tinggal diam, dan berminat atas segala sesuatu.
Kecerdasan keenam adalah kecerdasan Antarpribadi. Ini adalah ke¬mampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain. Ke¬cerdasan ini terutama menuntut kemampuan untuk mencerap dan tang-gap terhadap suasana hati, perangai, niat, dan hasrat orang lain. Direk-tur sosial sebuah kapal pesiar harus mempunyai kecerdasan ini, sama halnya dengan pemimpin perusahaan besar. Seseorang yang mempunyai kecerdasan antarpribadi bisa mempunyai rasa belas kasihan dan tanggung jawab sosial yang besar seperti Mahatma Gandhi, atau bisa juga suka memanipulasi dan licik seperti Machiavelli. Namun, mereka semua mempunyai kemampuan untuk memahami orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang orang yang bersangkutan. Oleh karena itu, mereka dapat menjadi networker, perunding, dan guru yang ulung.
Kecerdasan Ketujuh adalah kecerdasan Intrapribadi atau kecer¬dasan dalam diri sendiri. Orang yang kecerdasan intrapribadinya sangat baik dapat dengan mudah mengakses perasaannya sendiri, membedakan berbagai macam keadaan emosi, dan menggunakan pemahamannya sendiri untuk memperkaya dan membimbing hidupnya. Contoh orang yang mempunyai kecerdasan ini, yaitu konselor, ahli teologi, dan wirau-sahawan. Mereka sangat mawas diri dan suka bermeditasi, berkontemplasi, atau bentuk lain penelusuran jiwa yang mendalam. Sebaliknya, mereka juga sangat mandiri, sangat terfokus pada tujuan, dan sangat disiplin. Secara garis besar, mereka merupakan orang yang gemar bela-jar sendiri dan lebih suka bekerja sendiri daripada bekerja dengan orang lain. (Armstrong: 1999: 3-6)
Kecerdasan kedelapan, Kecerdasan Naturalis (Lingkungan). Gardner menjelaskan inteligensi lingkungan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik, dapat membuat distingsi konsekuensial lain dalam alam natural; kemampuan untuk memahami dan menikmati alam; dan menggunakan kemampuan itu secara produktif dalam berburu, bertani, dan mengembangkan pengetahuan akan alam.
Orang yang punya inteligensi lingkungan tinggi biasanya mampu hidup di luar rumah, dapat berkawan dan berhubungan baik dengan alam, mudah membuat identifikasi dan kla-sifikasi tanaman dan binatang. Orang ini mempunyai kemam¬puan mengenal sifat dan tingkah laku binatang, biasanya mencintai lingkungan, dan tidak suka merusak lingkungan hidup. Salah satu contoh orang yang mungkin punya inteligensi lingkungan tinggi adalah Charles Darwin. Kemampuan Dar¬win untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi serangga, burung, ikan, mamalia, membantunya mengembangkan teori evolusi.
Inteligensi lingkungan masih dalam penelitian lebih lanjut karena masih ada yang merasa bahwa inteligensi ini sudah termasuk dalam inteligensi matematis-logis. Namun, Gardner berpendapat bahwa inteligensi ini memang berbeda dengan inteligensi matematis-logis.
Kecerdasan kesembilan, Kecerdasan Eksistensial, intelegensi ini menyangkut kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Orang tidak puas hanya menerima keadaannya, keberadaannya secara otomatis, tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawaban yang ter¬dalam. Pertanyaan itu antara lain: mengapa aku ada, mengapa aku mati, apa makna dari hidup ini, bagaimana kita sampai ke tujuan hidup. Inteligensi ini tampaknya sangat berkembang pada banyak filsuf, terlebih filsuf eksistensialis yang selalu mempertanyakan dan mencoba menjawab persoalan eksistensi hidup manusia. Filsuf-filsuf seperti Sokrates, Plato, Al-Farabi, Ibn Sina, Al-Kindi, Ibn Rusyd, Thomas Aquinas, Descartes, Kant, Sartre, Nietzsche termasuk mempunyai inteligensi eksistensial tinggi.
Anak yang menonjol dengan inteligensi eksistensial akan mempersoalkan keberadaannya di tengah alam raya yang besar ini. Mengapa kita ada di sini? Apa peran kita dalam dunia yang besar ini? Mengapa aku ada di sekolah, di tengah teman-teman, untuk apa ini semua? Anak yang menonjol di sini sering kali mengajukan pertanyaan yang jarang dipikirkan orang, termasuk gurunya sendiri. Misalnya, tiba-tiba ia bertanya, "Apa manusia semua akan mati? Kalau semua akan mati, untuk apa aku hidup?"
Ingatlah bahwa meskipun Anda merasa sangat cocok dengan salah satu atau dua definisi di atas, sebenarnya Anda mempunyai semua ke¬cerdasan itu. Tambahan lagi, setiap manusia normal dapat mengem-bangkan ketujuh jenis kemampuan itu sampai ke tingkat penguasaan tertentu. Setiap pribadi adalah unik, sebagaimana ketujuh/Delapan/Sembilan kecerdasan itu memperlihatkan bentuknya dalam kehidupan kita. Jarang sekali ada orang yang dapat mencapai tingkat penguasaan yang tinggi dalam enam, tujuh atau delapan kecerdasan tersebut. Ibn Sina atau Al Kindi mungkin beberapa orang dengan kecerdasan yang sangat banyak. Ia Dokter ulung, filosof, ahli bahasa, Negarawan, penulis dll, Al Kindi juga Dokter, Pemusik handal (konon katanya ia menyembuhkan penyakit orang dengan music), Filosof, penulis, penerjemah dengan penguasaan berbagai bahasa, dan pemilik kebun-binatang yang cukup luas dan lengkap. Rudolf Steiner, pemikir Jerman awal abad ke-20 juga. Ia adalah filsuf, penulis, dan ilmuwan. Ia juga menciptakan sistem dansa, teori warna, dan sistem berkebun, sekaligus pematung, ahli teori sosial, dan arsitek.

b.      Jelaskan mengenai implikasi mempelajari mengenai teori multiple intelligences bagi seorang guru
1. Guru dapat menggunakan kerangka multiple intelligences dalam melaksanakan proses pengajaran secara luas. Aktivitas yang bisa dilakukan seperti menggambar, menciptakan lagu, mendengarkan musik, melihat suatu pertunjukkan  dapat menjadi ‘pintu masuk’ yang vital terhadap proses belajar. Bahkan siswa yang penampilannya kurang baik pada saat proses belajar menggunakan pola tradisional (menekankan bahasa dan logika), jika aktivitas ini dilakukan akan memunculkan semangat mereka untuk belajar.
2.    Dengan menggunakan model multiple intelligences, gurumenyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan, minat, dan talentanya.
3.    Peran serta orang tua dan masyarakat akan semakin meningkat di dalam mendukung proses belajar mengajar. Hal ini bisa terjadi karena setiap aktivitas siswa di dalam proses belajar akan melibatkan anggota masyarakat.
4.    Siswa akan mampu menunjukkan dan ‘berbagi’ tentang kelebihan yang dimilikinya. Membangun kelebihan yang dimiliki akan memberikan suatu motivasi untuk menjadikan siswa sebagai seorang ‘spesialis’.
5.    Pada saat guru ‘mengajar untuk memahami’, siswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang positif dan meningkatkan kemampuan untuk mencari solusi dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya.

4.       Jelaskan dengan contoh masing-masing jenis conflict di bawah ini :
a.       Approac-approach conflict
b.      Avoidance-avoidance conflict
c.       Approach-asvoidance conflict
1.      Approach-approach conflict (Konflik yang terjadi ketika individu diharuskan memilih antara dua motif yang postif ).
2.      Approach-avoidance conflict (Konflik yang terjadi ketika individu diharuskan memilih antara dua motif yang negatif).
3.      Approach-avoidance conflict (Konflik yang terjadi ketika individu memperoleh hal positif dari suatu motif namun juga menghasilkan hal negatif).
4.      Multiple approach-avoidance conflict (Konflik yang terjadi jika individu diharuskan memilih di antara beberapa alternatif yang menghasilkan konsekuensi positif dan negatif).

UPM SMESTER 1 P. PENDIDIKAN



UJIAN PENGENDALIAN MUTU

SMESTER 1



MATA UJIAN                      : PENGANTAR PENDIDIKAN

JURUSAN                            : PENDIDIKAN IPS

PROGRAM STUDI             : SEMUA PROGRAM



     1.       Sumber utama pembahasan kebijaksanaan pembangunan pendidikan di Indonesia yaitu :

     2.       Pengertian  dari pendidikan secara umum adalah :

     3.       Sumbangan pensisikan bagi pemmbangunan antara lain :

     4.       Pengertian yang cocok dari ilmu pndidikan adalah :

     5.       Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak harus dirumuskan, sebab berfungsi sebagai :

     6.       Ada satu tujuan yang harus dirumuskan oleh guru yang harus dicapai setelah selesai mengajar yaitu :

    7.       Seorang guru harus memiliki pribadi yang utuh diantaranya adalah :

    8.       Tujuan akhir dari pembangunan nasional yang bersumber dari pembangunan pendidikan yaitu :

9.       Pensisikan berawal dari keluarga oleh karena itu keluarga merupakan :

10.   Untuk keberhasilan pendidikan diperlukan alat yaitu :

11.   Banyak tokoh yang mengemukakan bahwa manusia itu adalah makhluk yang dapat berpikir. Dalam istilah populer disebut :

12.   Konsep bahwa anak dilahirkan tidak membawa bakat adalah konsep pendidikan menurut teori :

13.    Upaya pembaharuan pendidikan yang paling mendesak dilakukan untuk perbaikan kualitas lulusan (output) adalah :

14.   Suatu masyarakat masa depan adalah keahlian yang tidak diragukan lagi kualitasnya. Hal ini merupakan ciri dari :

15.   Sebagai seorang pendidik harus mampu memberikan motivasi kepada peserta didik secara optimal, hal ini sesuai dengan semboyan Ki Hajar Dewantara, yaitu :

16.   Konsep “homo sapien” dari M.J. Langeveld berarti manusaia hewan yang :

17.   Suatu situasi yang sengaja diciptakan untuk mencapai suatu tujuan disebut :

18.   Suatu pendidikan yang diarahkan terutama untuk penguasaan ilmu pengetahuan disebut pendidikan :

19.   Ada tiga tugas dan tanggung jawab secara universal untuk semua manusia yaitu menjadi seorang pembelajar, menjadi seorang pemimpin, dan menjadi seorang guru,. Tugas pertama manusia adalah :

20.   Pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada pancasila dan UUD 1945 adalah :

21.   Suatu lemmbaga pendidikan islam yang memberikan pendidikan dan pengajaran rendah serta menjadikan mata pelajaran islam sebagai dasar minimal diberikan 30% disamping mata pelajaran umum. Lembaga itu disebut :

22.   Bagan diatas menggambarkan “model sistem terbuka” guru, kurikulum, laboratorium dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Pada bagan diatas ditunjukan oleh nomor :

23.   Suatu aliran yang berpendapat bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh faktor lingkungan atau pendidikan dan pengalaman yang diterima sejak kecil. Aliranini disebut :

24.   Anggota masyarakat yang bertugas membimbing, mengajar atau melatih peserta didik disebut :

25.   Tiga komponen utama sekolah adalah sebagai berikut :



ESAY



1.       Pada kurikulum 2006 digalakkan disetiap sekolah untuk melaksanankan standar nasional pendidikan. Coba jelaskan apa saja yang termasuk standar tersebut !

LANDASAN HUKUM   UU No. 20/2003 – Sisdiknas  PP No. 19/2005 – SPN  Permendiknas No. 22/2006 – Standar Isi  Permendiknas No. 23/2006 – Standar Kompete.

IMPELEMENTASI/PELAKSANAAN KURIKULUM

-Peraturan Mendiknas RI No. 24/2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri No. 22 tentang SI dan No. 23 tentang SKL. Liberalisme Pendidikan : terciptanya SDM yang cerdas, kompeten, profesional dan kompetitif

IDEOLGI PENDIDIKAN YANG DIANUT

Liberalisme Pendidikan : terciptanya SDM yang cerdas, kompeten, profesional dan kompetitif

SIFAT

Cenderung Desentralisme Pendidikan : Kerangka Dasar Kurikulum disusun oleh Tim Pusat; Daerah dan Sekolah dapat mengembangkan lebih lanju

SIFAT2

Kurikulum merupakan kerangka dasar oleh Tim BSNP

PENDEKATAN

-Berbasis Kompetensi

-Hanya terdiri atas : SK dan KD. Komponen lain dikembangkan oleh guru

STRUKTUR

-Penambahan mata pelajaran untuk Mulok dan Pengem-bangan diri untuk semua jenjang sekolah

-Ada pengurangan mata pelajaran (Misal TIK di SD)

-Ada perubahan nama mata pelajaran

-KN dan IPS di SD dipisah lagi

-Ada perubahan jumlah jam pelajaran setiap mata pel

BEBAN BELAJAR

  Jumlah Jam/minggu :

  SD/MI 1-3 = 27/minggu

  SD/MI 4-6 = 32/minggu

  SMP/MTs = 32/minggu

  SMA/MA= 38-39/minggu

  Lama belajar per 1 JP:

  SD/MI = 35 menit

  SMP/MTs = 40 menit

  SMA/MA

PENGEMBANGAN KURIKULUM LEBIH LANJUT

  Semua sekolah /satuan pendidikan wajib membuat KTSP.

  Silabus merupakan bagian tidak terpisahkan dari KTSP

  Guru harus membuat Rencana Pelaksanaan Pembelar

PRINSIP PENGEMBANGAN KURUKULUM

Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya

Beragam dan terpadu

Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Menyeluruh dan berkesinam-bungan

Belajar sepanjang hayat

Seimbang antara kepentingan nasional dan kepe

PRINSIP PELAKSANAAN KURIKULUM

-Didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.

-Menegakkan lima pilar belajar:

belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,

belajar untuk memahami dan menghayati,

belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,

belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain,

belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembela-jaran yang efektif, aktif, kreatif & menyenangkan.

-Memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan perbaik-an, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisinya dengan memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.

-Dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling meneri-ma dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada,

-Menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan meman-faatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.

-Mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

-Diselenggarakan dalam kese-imbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

PEDOMAN PELAKSANAAN KURIKULUM

Tidak terdapat pedoman pelaksanaan kurikulum seperti pada Kurikulum



2.       Kita mengenal beberapa istilah pendidikan seperti : pendidikan usia dini, pendidikan jarak jauh, pendidikan kedinasan, pendidikan khusus, dan pendidikan layanan khusus. Coba saudara jelaskan satu persatu dan berikan contohnya masing-masing :

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Contoh sekolah PAUD

Pendidikan jarak jah ; Menurut Permendikbud tersebut, PJJ adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajaraannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi informasi dan komunikasi, dan media lain. Fungsinya adalah sebagai bentuk pendidikan bagi peserta didik yang tidak dapat mengikuti pendidikan tatap muka tanpa mengurangi kualitas pendidikan. PJJ bertujuan untuk meningkatkan perluasan dan pemerataan akses terhadap pendidikan yang bermutu dan relevan sesuai kebutuhan. Contoh Universitas Terbuka

Pendidikan kedinasan adalah pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh Kementerian, kementerian lain, atau lembaga pemerintah nonkementerian yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai negeri dan calon pegawai negeri, PP no 14 2010 pasal 1 ayat 1. Contoh STPDN, STAN, STIS, AKPOL, STSN

Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Contoh SLB

Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi.



3.       Pada dewasa ini nilai-nilai karakteristik bangsa harus diajarkan mulai dari pendidikan kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Coba saudara jelaskan apa alasannya :

Proses pendidikan karakter merupakan keseluruhan proses pendidikan yang dialami pesera didk sebagai pengalaman pembentukan kepribadian melalui memahami dan mengalamisendiri nilai-nilai, keutamaan-keutamaan moral, nilai-nilai ideal agama, nilai-nilai moral

UU sisdiknas th 2003 bertujuan agar pendidikan tidak hanya membentuk insan manusia yang pintar, namun juga berkepribadian, sehingga nantinya akan lahir ganerasi muda yang tumbuh dan berkembang dengan kepribadian yang bernafaskan nilai-nilai luhur agama dan pancasila.

Sekolah madrasah, paud s/d perguruan tinggi memiliki peran yang central dalam mengembangkan dan menanamkan nilai-nilai karakter. Berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa 

4.       Guru profesional adalah guru yang kehadirannya sangat dinantikan di kelas, coba saudara jjelaskan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh guru yang profesional :

1.       Persuasif

Persuasif adalah sikap pendekatan psikologis secara halus, lunak dan lembut disesuaikan dengan situasi dan kondisi untuk mempengaruhi seseorang, sehingga orang tersebut dapat mengikuti dengan penuh pemahaman dan kesadaran. Guru bertugas sebagai pendidik dalam rangka menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sangat tepat bila melakukan pendekatan secara persuasif. Sebelum siswa diberi isi atau materi  suatu mata pelajaran, terlebih dahulu guru harus memaparkan manfaat dari mata pelajaran tersebut. Bila siswa mengetahui dan memahami manfaat materi pelajaran yang disampaikan, diharapkan siswa menyenangi pelajaran tersebut. Bila telah tertanam pada hati siswa rasa senang terhadap mata pelajaran yang dipelajarinya, maka akan timbul semangat dan gairah ketika belajar.
Sering kita dengar bahwa banyak siswa malas belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Mungkin saja salah satu penyebabnya karena para siswa tersebut belum mengerti manfaat dari mata pelajaran tersebut.
Secara psikologis guru juga harus melakukan pendekatan persuasif kepada siswa ketika menyampaikan materi pelajaran. Guru seyogyanya mampu mengetahui dan memahami karakter, bakat dan minat masing-masing siswa. Hal ini memang tidak mudah, karena di dalam satu kelas yang terdiri dari 40 siswa misalnya, setiap siswa mempunyai karakter, watak, bakat, minat dan latar belakang keluarga yang berbeda. Namun, agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan sebaiknya guru harus berusaha semaksimal mungkin agar dapat tampil dihadapan siswa dengan sikap yang menyenangkan. Sebab sering kita mendengar penyebab siswa malas belajar karena tidak menyenangi sikap dan penampilan gurunya ketika mengajar. Dikalangan para siswa sering terdengar istilah guru killer bagi sosok guru yang penampilannya tidak menyenangkan. Bila siswa kurang senang terhadap gurunya, maka berdampak negatif  terhadap motivasi belajarnya.

2.       Edukatif.
Edukatif artinya segala ucapan, sikap dan perbuatan guru, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, baik dilingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat luas, hendaknya mengandung nilai pendidikan atau bersifat mendidik.
Pendidikan bukan hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran secara teoritis dan verbalistis ( transfer of knowledge), tetapi lebih dari itu pendidikan harus diaplikasikan dalam perilaku aktual, nyata dalam sikap dan perbuatan ( transfer of skill) dan (transfer of value).
Tidak efektif bila guru hanya sering menyuruh siswa agar rajin belajar, sementara gurunya sendiri berhenti belajar. Kurang tepat bila seorang guru mengajarkan siswanya agar gemar mambaca, tetapi dia sendiri malas membaca. Tidak akan berpengaruh bila guru sering menasehati agar siswa bersikap disiplin, baik disiplin waktu maupun disiplin terhadap aturan yang berlaku, tetapi gurunya sendiri sering tidak tepat waktu masuk kelas, dan sering ketahuan melanggar aturan, baik di sekolah maupun di masyarakat. Tidak akurat bila guru sering menyuruh siswa agar giat bekerja, tapi dia sendiri tidak gairah mengajar, malas bekerja, waktu senggang sering digunakan main kartu misalnya, atau mempunyai kegemaran memancing ikan umpamanya. Kalau memancing hanya sekedar refresing, seminggu sekali atau sebulan sekali barangkali tidak masalah. Tapi yang tidak temasuk perbuatan edukatif adalah apabila ada guru setiap hari pergi memancing bahkan sampai meninggalkan tugas mengajar. Sikap seperti ini bukan sikap seorang pengajar, tapi sikap seorang yang kurang ajar. Mengapa demikian ? Karena melaksanakan tugas mengajar, sasarannya pasti yaitu siswa, penghasilannya jelas yaitu gaji bulanan. Sementara kegiatan memancing, sasarannya tidak pasti, hasilnya belum tentu. Orang yang meninggalkan sesuatu yang pasti dan mengejar yang belum tentu, bukankah termasuk orang yang keliru ?
Guru profesional harus senantiasa berusaha bersikap edukatif, yaitu ada kesesuaian antara ucapan dan tindakan, ada korelasi antara konsep dan konteks, tidak terlalu senjang antara kata dan fakta. Segala ucapan dan tindakannya berusaha menjadi uswah hasanah, teladan yang baik untuk para siswa dan masyarakat umumnya.

3.       Normatif
Guru profesioanal hendaknya bersikap normatif, artinya segala ucapan, sikap dan perbuatannya tidak melanggar nilai-nilai moral, etika,  norma agama, dan aturan negara. Seyogyanya, senantiasa patuh terhadap aturan hukum yang berlaku, taat terhadap ajaran agama, menghindari segala tindakan amoral dan asusila.
Tidak pantas seorang guru yang beragama Islam misalnya, tapi awam terhadap ajaran agama, malas melaksanakan ibadah, bahkan sering mengucapkan kata-kata kotor dan melakukan tindakan kurang terpuji. Seorang guru profesional tidak wajar mengkonsumsi NARKOBA tidak pantas minum MIRAS, tidak terpuji bila melakukan korupsi, tidak lucu bila suka menipu.
Bila ada guru yang ketahuan secara umum sering melakukan tindakan tidak terpuji, melanggar norma-norma agama dan susila, tidak menampilkan akhlakul karimah, tidak pantas menjadi uswatun hasanah. Maka bagaimanapun banyak gelar akademik yang dia miliki, bagaimanapun tinggi pangkat, jabatan dan golongannya, maka guru tersebut tidak temasuk kualifikasi guru profesional.

4.       Dedikatif
Indikasi guru profesional yang lainya adalah dalam melaksanakan tugasnya selalu semangat penuh gairah, tidak nampak lelah dan tidak suka keluh kesah. Walaupun perlu diakui bahwa gaji guru di Indonesia dewasa ini masih relatif rendah, tetapi bagi guru profesional rendahnya upah tidak mengurangi gairah, kecilnya gaji tidak membuat dia letih dan sedih. Hal ini karena didorong oleh rasa tanggungjawabnya terhadap kemajuan dan keberhasilan belajar siswa.
Profesi guru saat ini barangkali sesuai dengan sebuah judul lagu “ Benci tapi rindu”. Disebut benci karena banyak orang yang telah diangkat guru berstatus PNS, yang keluh kesah memikirkan gajinya yang relatif kecil, mereka malas mengajar, kurang gairah bekerja sementara di lain pihak tidak sedikit pula orang yang memiliki ijazah pendidikan keguruan yang merindukan untuk segera diangkat menjadi guru definitif yang berstatus PNS. Penulis punya pendapat, bagi guru yang merasa tidak cukup dengan gaji yang diterima selama ini jangan bersikap munafik. Daripada gajinya tetap diterima sementara melaksanakan tugasnya sering bolos, lebih baik berhenti jadi guru dan mencari lagi profesi lain yang penghasilannya jauh lebih menjanjikan. Berikanlah kesempatan kepada orang lain yang memiliki dedikasi, minat dan semangat yang tinggi untuk mengabdi menjadi guru.
Dampak negatif dari guru yang sering bolos melaksanakan tugas mengajar adalah merugikan banyak pihak. Berdasarkan pengamatan penulis, ada 4 pihak yang dirugikan oleh guru yang sering bolos mengajar, yaitu :
1) Negara / Pemerintah mengalami kerugian karena gaji yang diberikan tiap bulan tidak diimbangi dengan pekerjaan alias gaji buta.
2) Teman sejawat, guru yang hadir melaksanakan tugas dirugikan karena harus magang kelas, mengajar rangkap di kelas yang gurunya tidak hadir.
3) Siswa dirugikan, karena bila tidak ada guru lain yang mengajar maka para siswa terlantar tidak belajar.
4) Orangtua siswa, karena mereka mengeluarkan biaya dan uang jajan untuk anaknya, tetapi anaknya tidak mendapat pelayanan yang baik di sekolah.
5. Ilmiah
Ilmiah adalah sifat dan karakter guru profesional. Segala ucapan dan tindakan guru profesional dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah. Prinsif yang dipegang teguh oleh guru profesional adalah “ Berilmu amaliyah dan beramal ilmiyah”. Artinya ilmu yang dia miliki disamping diajarkan kepada siswa terlebih dahulu amalkan dalam perilakunya sehari-hari, dan segala amal perbuatannya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah.  Guru profesional bila berkata tidak “ASBUN” alias asal bunyi dan bila berkarya tidak “ASDI” asal jadi tidak memperhatikan mutu atau kualitas pekerjaan.

5.       Demokratis
Guru profesional dalam menyampaikan materi pelajaran tidak bersikap otoriter dan doktrinitas, siswa hanya dituntut untuk mengikuti kata-katanya. Mengerti tidak mengerti siswa disuruh mengikuti segala konsep, teori dan idenya. Sebaliknya guru profesional bersikap terbuka  bahkan selalu memotivasi siswanya agar berani mengemukakan ide, gagasan dan pemikirannya. Jangankan terhadap ilmu yang kebenarannya bersifat nisbi/ relatif, bahkan terhadap ilmu yang bersifat eksak dan pasti kebenarannya, guru profesional tetap memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pemikiran dan gagasannya.
Guru profesionalpun selalu terbuka untuk menerima kritik, sanggahan bahkan koreksi dari siswanya, dia tidak mau dikultus individualkan seakan-akan dialah yang paling tahu dan paling berilmu. Guru profesional tidak alergi untuk dikoreksi, tidak marah bila disanggah. Dia selalu menerima saran dan pendapat dari siapapun ter masuk dari siswanya, selama saran dan pendapat tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan bersifat positif.

6.       Inovatif
Seorang guru profesional tidak bersikap jumud atau kaku, hanya mempertahankan konsep atau teori yang telah dimiliki. Terutama dalam metode menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, disamping menerapkan teori-teori yang telah dikuasai, guru profesional berusaha mencari penemuan-penemuan baru atau melakukan modifikasi terhadap teori yang sudah ada, sehingga ketika menyampaikan materi pelajaran tidak membosankan siswa. Siswa senantiasa semangat bahkan berantusias untuk belajar, karena selalu ada hal-hal yang baru yang dapat membangkitkan semangat belajar.

7.       Kreatif.
Ciri lain dari guru profesional adalah bersikap kreatif artinya selalu banyak  ide alias banyak akal untuk mengatasi sesuatu yang dianggap kurang atau tidak ada. Contohnya. Alasan klasik banyak guru tidak mau dan tidak mampu mengajak siswa untuk mempraktekan suatu teori ilmiah karena tidak mempunyai laboratorium biologi atau fisika atau alat peraga lainnya. Seorang guru profesional akan berusaha mencari atau membuat suatu alat sederhana dari bahan bekas misalnya bekas gelas atau botol air mineral untuk dijadikan alat praktek fisika. Misalnya, membuktikan sifat-sifat air, dan sebagainya. Tidak sedikit pula guru kreatif, mengajak siswa untuk memanfaatkan barang-barang bekas digunakan membuat suatu kerajinan tangan atau keterampilan.



5.       Jelaskan sifat-sifat guru yang tidak profesional :