UJIAN PENGENDALIAN
MUTU
SMESTER 1
MATA UJIAN : PERKEMBANGAN PESERTA
DIDIK
JURUSAN : PENDIDIKAN IPS
PROGRAM
STUDI : SEMUA PROGRAM
1.
Reaksi prustasi individu atas kegagalan dalam
mencapai tujan dantidak terpenuhinya kebutuhan individu dengan cara mencari
kambing hitam disebut : proyeksi
2.
Kecakapan khusus individu yang merupakan hasil
pembawaan : aptitude
3.
Untuk mengenali tingkat kecerdasan peserta
didiknya, seorang guru dapat melakukan pengamatan dengan melihat indikator
sebagai berikut :
4.
Perkembangan psikomotorik yang harus dikuasai
pada masa bayi dan kanak-kanak : berjalan
dan berbicara
5.
Yelon dan weinsten (1977) mengemukakan tentang
arah atau pola perkembangan manusia itu bersifat cephalocaudal, yang dimaksud dengan kata yang digaris bawahi
diatas adalah : perkembangan manusia itu
mulai dari kepala dan kaki
6.
Poola urutan perkembangan bahasa adalah : meraba, bicara menolong, haus nama-nama,
gemar bertanya, membuat kalimat sederhana, dan bahasa ekspresif
7.
Tahap perkembangan moralitas yang ditandai
dengan orientasi mengenai anak yang baik dan mempertahankan norma-norma sosial
dan otoritas dinamakan : convensional
8.
Psykology
is a scientific study of mental process and overt behaviour of individual,
dari pengertian psikologi diatas manakah yang termasuk ke dalam overt behaviour
: menjerit, berjalan, tersenyum
9.
Seorang guru tampil dengan pakaian yang tidak
rapih, bersikap kasar, bertindak tidak adil. Apabila dikaitkan dengan sistem
nilai yang berlaku, maka dirinya bertentangan dengan peran guru sebagai : transpormator, (penerjemah) system nilai
melalui penjelmaan dalam dirinya
10.
Pada remaja keterikatan hidup dalam gank (peers
group) yang tidak terbimbing mudah menimbulkan kenakalan remaja, yang
sama artinya dengan kata yang digaris bawahi adalah : juvenile delinguency
11.
Pada fase perkembangan apa biasanya muncul
ketertarikan untuk menggunakan bahasa sandi (bahasa yang hanya dimengerti oleh
teman sebayanya) pada perkembangan bahasanya :
12.
Perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu
berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan
atau loncat-loncat, merupakan prinsip perkembangan :
13.
Sapu lidi, jari tangan, atau benda lainnya
sering digunakan untuk menunjukan bilangan bagi siswa kelas 1 SD, hal ini
sejalan dengan pendapat piaget yang menyatakan pada usia tersebut anak berada
pada tahapan kognitif :
14.
Menurut bloom cs yang tidak termasuk kedalam the
cognitive domain dalam taksonomi prilaku bloom adalah :
15.
Di bawah ini yang merupakan ciri perilaku orang
tua terhadap anak dengan pola overprotection
adalah :
16.
Damar jati seorang siswa tekun belajar walaupun
hasilnya relatif stabil sekitar nilai 6-7, setelah mengikuti tes kacerdasan,
ternyata ia mendapat skor 105. Sedangkan yang lain ada yang 145 dan ada pula
yang 80. Kecerdasan damar jati tersebut termasuk :
17.
Kenakalan remaja sebagai gejala sosial merupakan hal yang lebih
dimungkinkan terjadi karena :
18.
Siswa SMP sedang berada pada perkembangan remaja
awal dan siswa SMA berada pada masa remaja akhir. Dibawah ini disebutkan
ciri-ciri siswa SMP sebagai remaja awal kecuali :
19.
Krkkkeatifitas siswa akan berkembang dalam
situasi pembelajaran dibawah ini, kecuali :
20.
Unsur kecerdasan emosi “empati” ditunjukan
dengan karakteristik perilaku seseorang seperti di bawah ini, keculai :
21.
Berikut adalah ciri-ciri manusia dengan
kepribadian sehat, kecuali :
22.
Tugas guru yang berperan dalam bertanggung jawab
dalam mengumpulkan, menganalisis, menfsirkan, dan memberikan pertimbangan
(judgement) atas tingkat keberhasilan belajar mengajar, merupakan tugas guru
sebagai :
23.
Dodo begitu menyadari bahwa prestasi belajarnya
di kelas tidak begitu baik, namun ia berusaha menunjukkan keunggulannya
dibidang olah raga sehingga ia tetap merupakan kebanggaan kelasnya, kasus di
atas merupakan contoh konsep defence mechanism :
24.
Motivasi
untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, diperoleh oleh jingga lebih besar
dari dorongan orang tua, maka motivasi yang berasal dari dorongan orang tua
tersebut kita sebut dengan :
25.
Pada akhirnya gine memilih jurusan bahasa
inggris setelah melalui pertimbangan sangat berat karena secara rasional sukar
sekali baginya untuk melakukan pilihannya mengingat baik bahasa inggris maupun
bahasa perancis kedua-duanya sama menariknya dan sama-sama diinginkannya.
Dalam kasus diatas gine mengalami :
26.
Penjurusan di SMA (IPA, IPS, BAHASA) secara
psikologis memang diperlukan. Hal tersebut didasarkan pada asumsi bahwa
terdapat keragaman individu dalam :
27.
Motif yang menunjukan kepada motif yang
berkembang dalam individu karena pengalaman dan dipelajari, seperti : takut
yang dipelajari, motif-motif sosial (ingin diterima, konformitas dan
sebagainya), motif-motif obyektif daninterest (eksplorasi, manipulasi, minat),
maksud dan aspirasi serta motif berprestasi disebut :
28.
Dalam pandangan teori apa yang menyatakan
praktik pendidikan itu pada hakikatnya merupakan usaha conditining (penciptaan
seperangkat stimulus) yang diharapkan pula menghasilkan pola-pola perilaku
(seperangkat response) tert entu :
29.
Perubahan dalam pola-pola sambutan atau perilaku
dan aspek-aspek keperibadian tertentu sebagai hasil belajar dan usaha
individu yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya,
dalam konsep perkembangan pengertian diatas disebut :
30.
Kemampuan untuk mempersepsi dan
mentransformasikan dunia spasial-visual, berupa kepekaan terhadap warna, garis,
bentuk, ruang dan hubungan yang terjadi didalamnya. Kecerdasan ini biasanya
dimiliki oleh sutradara, desainer, seniman dsb, disebut dengan kecerdasan
ESAY
1.
Jelaskan peranan dan pengaruh pendidikan
terhadap perubahan dan perkembangan perilaku individu !
Pendidikan itu normative (bersumber
pada tugas-tugas perkembangan dan criteria pendewasaan). Norma-norma itu
merupakan seperangkat : pengetahuan,fakta, system nilai, prosedur dan teknik,
sikap-sikap etis, estetis, social, iliah, religious, serta keterampilan dan
kemahiran gerakan, tinfakan pembicaraan, dan sebagainya diruang lingkup scope)
dan urutan (sequence)-nya disusun berdasarkan tahapan perkembangan sesuai
dengan konteks, jenis lingkungan pendidikan yang berangkutan dan sekaligus pula
merupakan perangkat criteria keberhasilannya.
Dengan menggunakan konsep dasar
psikologis, khususnya dalam konteks pandangan behaviorisme, kita dapat
menyatakan bahwa praktik pendidikan itu pada hakikatnya merupakan usaha
conditioning (penciptaan seperangkat stimulus) yang diharapkan pula
menghasilkan pola-pola perilaku (seperangkat response) tertentu. Prestasi
Belajar (achievement) dalam term-term pengetahuan (penalaran), sikap
(penghayatan) dan keterampilan (pengalaman) merupakan indicator-indikator atau
manifestasi dari perubahan dan perkembangan perilaku termaksud.
Apakah arah (positif, negative atau
meragukan) dari perubahan dan perkembangan itu serta kualifikasinya (tinggi,
sedang, rendah, atau gagal / berhasil, memadai tidak memadai, lulus/tidak
lulus, memuaskan/tidak memuaskan, dapat diterima/tidakberdasarkan perangakat
criteria yang telah ditetapkan), jelas akan bergantung pada factor S
(conditioning, pendidikan) disamping factor O (siswanya, pelajar)itu sendiri.
Kontribusi pengaruh factor-faktor S (pendidikan) dan (karakteristik siswanya
sendiri) dapat digambarkan dengan formal (rumusan) matematis secara fungsional
(1) atau regresional (2) yang notasinya sebagai berikut
(1) P = f (S, O)
(2) P = a + b1S + b2O + E
P = person (perilaku, pribadi
F = fungsi (function)
S = Stimulus (pendidikan)
O = Organisme (karakterisme siswa)
A = konstanta (pengaruh rata-rata dari
factor S dan O)
b1b2 = beta weight (bobot nilai
kontribusi dari S dan O)
E = pengaruh variable lain (yang
mengiringinya)
2.
Jelaskan bahwa faktor herediter, lingkungan, dan
kematangan dapat mempengaruhi terhadap timbulnya keragaman dalam kecakapan dan
keperibadian !
Motivasi yang didapat seseorang bisa timbul dari dalam diri individu itu
sendiri maupun dari faktor ekstenal. Walau yang paling berpengaruh dalam
tingkat motivasi individu itu berasal dari dalam individu itu sendiri namun
faktor-faktor lain seperti lingkungan, pergaulan, dll juga tidak lepas
pengaruhnya terhadap motivasi sesorang.
3.
Gardner menemukan setidaknya ada delapan
kecerdasanyang terdapat dalam diri manusia. Kecerdasan tersebut ada dalam
setiap orang dalam tingkatan yang berbeda-beda
a.
Sebutkan dan jelaskan mengenai teori multiple
intelligences yang dikemukakan oleh Howard Gardner
Sembilan Jenis Kecerdasan
Jenis kecerdasan pertama,
kecerdasan linguistik, adalah kecerdasan dalam mengolah kata.
Ini merupakan kecerdasan para jurnalis, juru cerita, penyair, dan pengacara.
Jenis pemikiran inilah yang menghasilkan King Lear karya Shakespeare, Odyssey
karya Homerus, dan Kisah Seribu Satu Malam dari Arab. Orang yang cerdas dalam
bidang ini dapat berargu-mentasi, meyakinkan orang, menghibur, atau mengajar
dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya. Mereka senang bermain-main
de¬ngan bunyi bahasa melalui teka-teki kata, permainan kata (pun), dan tongue
twister. Kadang-kadang mereka pun mahir dalam hal-hal kecil, sebab mereka mampu
mengingat berbagai fakta. Bisa jadi mereka adalah ahli sastra. Mereka gemar
sekali membaca, dapat menulis dengan jelas, dan dapat mengartikan bahasa
tulisan secara luas.
Jenis kecerdasan kedua,
Logis-matematis, adalah kecerdasan dalam hal angka dan hgika.
Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemrogram komputer. Newton
menggunakan kecerdasan ini ketika ia menemukan kalkulus. Demikian pula dengan
Einstein ketika ia menyu-sun teori relativitasnya. Ciri-ciri orang yang cerdas
secara logis-mate-matis mencakup kemampuan dalam penalaran, mengurutkan,
berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan
konseptual atau pola numerik, dan pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional.
Kecerdasan Spasial adalah
jenis kecerdasan yang ketiga, mencakup bapikir dalam gambar,
serta kemampuan untuk mencerap, mengubah, dan menciptakan kembali berbagai
macam aspek dunia visual-spasial. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan para
arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin. Siapa pun yang merancang
piramida di Mesir, pasti mempunyai kecerdasan ini. Demikian pula dengan
tokoh-tokoh seperti Thomas Edison, Pablo Picasso, dan Ansel Adams. Orang dengan
tingkat kecerdasan spasial yang tinggi hampir selalu mempunyai kepekaan yang
tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu
hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah
menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi.
Kecerdasan musikal adalah
jenis kecerdasan keempat. Ciri utama kecerdasan ini adalah
kemampuan untuk mencerap, menghargai, dan menciptakan irama dan melodi. Bach,
Beethoven, atau Brahms, dan juga pemain gamelan Bali atau penyanyi cerita epik
Yugoslavia, se-muanya mempunyai kecerdasan ini. Kecerdasan musikal juga
dimiliki orang yang peka nada, dapat menyanyikan lagu dengan tepat, dapat
mengikuti irama musik, dan yang mendengarkan berbagai karya musik dengan
tingkat ketajaman tertentu.
Kecerdasan kelima,
kinestetik-jasmani, adalah kecerdasan fisik. Kecer¬dasan ini
mencakup bakat dalam mengendalikan gerak tubuh dan kete-rampilan dalam
menangani benda. Atlet, pengrajin, montir, dan ahli bedah mempunyai kecerdasan
kinestetik-jasmani tingkat tinggi. De¬mikian pula Charlie Chaplin, yang
memanfaatkan kecerdasan ini untuk melakukan gerakan tap dance sebagai
"Little Tramp". Orang dengan ke¬cerdasan fisik memiliki keterampilan
dalam menjahit, bertukang, atau merakit model. Mereka juga menikmati kegiatan
fisik, seperti berjalan kaki, menari, berlari, berkemah, berenang, atau berperahu.
Mereka adalah orang-orang yang cekatan, indra perabanya sangat peka, tidak bisa
tinggal diam, dan berminat atas segala sesuatu.
Kecerdasan keenam adalah
kecerdasan Antarpribadi. Ini adalah ke¬mampuan untuk memahami
dan bekerja sama dengan orang lain. Ke¬cerdasan ini terutama menuntut kemampuan
untuk mencerap dan tang-gap terhadap suasana hati, perangai, niat, dan hasrat
orang lain. Direk-tur sosial sebuah kapal pesiar harus mempunyai kecerdasan
ini, sama halnya dengan pemimpin perusahaan besar. Seseorang yang mempunyai
kecerdasan antarpribadi bisa mempunyai rasa belas kasihan dan tanggung jawab
sosial yang besar seperti Mahatma Gandhi, atau bisa juga suka memanipulasi dan
licik seperti Machiavelli. Namun, mereka semua mempunyai kemampuan untuk
memahami orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang orang yang
bersangkutan. Oleh karena itu, mereka dapat menjadi networker, perunding, dan
guru yang ulung.
Kecerdasan Ketujuh adalah
kecerdasan Intrapribadi atau kecer¬dasan dalam diri sendiri. Orang
yang kecerdasan intrapribadinya sangat baik dapat dengan mudah mengakses
perasaannya sendiri, membedakan berbagai macam keadaan emosi, dan menggunakan
pemahamannya sendiri untuk memperkaya dan membimbing hidupnya. Contoh orang
yang mempunyai kecerdasan ini, yaitu konselor, ahli teologi, dan wirau-sahawan.
Mereka sangat mawas diri dan suka bermeditasi, berkontemplasi, atau bentuk lain
penelusuran jiwa yang mendalam. Sebaliknya, mereka juga sangat mandiri, sangat
terfokus pada tujuan, dan sangat disiplin. Secara garis besar, mereka merupakan
orang yang gemar bela-jar sendiri dan lebih suka bekerja sendiri daripada
bekerja dengan orang lain. (Armstrong: 1999: 3-6)
Kecerdasan kedelapan,
Kecerdasan Naturalis (Lingkungan). Gardner menjelaskan
inteligensi lingkungan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat mengerti flora
dan fauna dengan baik, dapat membuat distingsi konsekuensial lain dalam alam
natural; kemampuan untuk memahami dan menikmati alam; dan menggunakan kemampuan
itu secara produktif dalam berburu, bertani, dan mengembangkan pengetahuan akan
alam.
Orang yang punya inteligensi lingkungan tinggi biasanya
mampu hidup di luar rumah, dapat berkawan dan berhubungan baik dengan alam,
mudah membuat identifikasi dan kla-sifikasi tanaman dan binatang. Orang ini
mempunyai kemam¬puan mengenal sifat dan tingkah laku binatang, biasanya
mencintai lingkungan, dan tidak suka merusak lingkungan hidup. Salah satu
contoh orang yang mungkin punya inteligensi lingkungan tinggi adalah Charles
Darwin. Kemampuan Dar¬win untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi serangga,
burung, ikan, mamalia, membantunya mengembangkan teori evolusi.
Inteligensi lingkungan masih dalam penelitian lebih lanjut
karena masih ada yang merasa bahwa inteligensi ini sudah termasuk dalam
inteligensi matematis-logis. Namun, Gardner berpendapat bahwa inteligensi ini
memang berbeda dengan inteligensi matematis-logis.
Kecerdasan kesembilan,
Kecerdasan Eksistensial, intelegensi ini menyangkut kemampuan
seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau
keberadaan manusia. Orang tidak puas hanya menerima keadaannya, keberadaannya
secara otomatis, tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawaban yang
ter¬dalam. Pertanyaan itu antara lain: mengapa aku ada, mengapa aku mati, apa
makna dari hidup ini, bagaimana kita sampai ke tujuan hidup. Inteligensi ini
tampaknya sangat berkembang pada banyak filsuf, terlebih filsuf eksistensialis
yang selalu mempertanyakan dan mencoba menjawab persoalan eksistensi hidup
manusia. Filsuf-filsuf seperti Sokrates, Plato, Al-Farabi, Ibn Sina, Al-Kindi,
Ibn Rusyd, Thomas Aquinas, Descartes, Kant, Sartre, Nietzsche termasuk
mempunyai inteligensi eksistensial tinggi.
Anak yang menonjol dengan inteligensi eksistensial akan
mempersoalkan keberadaannya di tengah alam raya yang besar ini. Mengapa kita
ada di sini? Apa peran kita dalam dunia yang besar ini? Mengapa aku ada di
sekolah, di tengah teman-teman, untuk apa ini semua? Anak yang menonjol di sini
sering kali mengajukan pertanyaan yang jarang dipikirkan orang, termasuk
gurunya sendiri. Misalnya, tiba-tiba ia bertanya, "Apa manusia semua akan
mati? Kalau semua akan mati, untuk apa aku hidup?"
Ingatlah bahwa meskipun Anda merasa sangat cocok dengan
salah satu atau dua definisi di atas, sebenarnya Anda mempunyai semua
ke¬cerdasan itu. Tambahan lagi, setiap manusia normal dapat mengem-bangkan
ketujuh jenis kemampuan itu sampai ke tingkat penguasaan tertentu. Setiap
pribadi adalah unik, sebagaimana ketujuh/Delapan/Sembilan kecerdasan itu
memperlihatkan bentuknya dalam kehidupan kita. Jarang sekali ada orang yang
dapat mencapai tingkat penguasaan yang tinggi dalam enam, tujuh atau delapan
kecerdasan tersebut. Ibn Sina atau Al Kindi mungkin beberapa orang dengan
kecerdasan yang sangat banyak. Ia Dokter ulung, filosof, ahli bahasa,
Negarawan, penulis dll, Al Kindi juga Dokter, Pemusik handal (konon katanya ia
menyembuhkan penyakit orang dengan music), Filosof, penulis, penerjemah dengan
penguasaan berbagai bahasa, dan pemilik kebun-binatang yang cukup luas dan
lengkap. Rudolf Steiner, pemikir Jerman awal abad ke-20 juga. Ia adalah filsuf,
penulis, dan ilmuwan. Ia juga menciptakan sistem dansa, teori warna, dan sistem
berkebun, sekaligus pematung, ahli teori sosial, dan arsitek.
b.
Jelaskan mengenai implikasi mempelajari mengenai
teori multiple intelligences bagi seorang guru
1. Guru dapat
menggunakan kerangka multiple
intelligences dalam melaksanakan proses pengajaran secara luas. Aktivitas
yang bisa dilakukan seperti menggambar, menciptakan lagu, mendengarkan musik,
melihat suatu pertunjukkan dapat menjadi ‘pintu masuk’ yang vital
terhadap proses belajar. Bahkan siswa yang penampilannya kurang baik pada saat
proses belajar menggunakan pola tradisional (menekankan bahasa dan logika),
jika aktivitas ini dilakukan akan memunculkan semangat mereka untuk belajar.
2. Dengan
menggunakan model multiple intelligences,
gurumenyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan,
minat, dan talentanya.
3. Peran
serta orang tua dan masyarakat akan semakin meningkat di dalam mendukung proses
belajar mengajar. Hal ini bisa terjadi karena setiap aktivitas siswa di dalam
proses belajar akan melibatkan anggota masyarakat.
4. Siswa
akan mampu menunjukkan dan ‘berbagi’ tentang kelebihan yang dimilikinya.
Membangun kelebihan yang dimiliki akan memberikan suatu motivasi untuk
menjadikan siswa sebagai seorang ‘spesialis’.
5. Pada
saat guru ‘mengajar untuk memahami’, siswa akan mendapatkan pengalaman belajar
yang positif dan meningkatkan kemampuan untuk mencari solusi dalam memecahkan
persoalan yang dihadapinya.
4.
Jelaskan dengan contoh masing-masing jenis conflict di bawah ini :
a.
Approac-approach conflict
b.
Avoidance-avoidance conflict
c.
Approach-asvoidance conflict
1.
Approach-approach conflict (Konflik yang terjadi ketika individu diharuskan memilih antara dua motif
yang postif ).
2.
Approach-avoidance conflict (Konflik yang terjadi ketika individu diharuskan
memilih antara dua motif yang negatif).
3.
Approach-avoidance conflict (Konflik yang terjadi ketika individu memperoleh
hal positif dari suatu motif namun juga menghasilkan hal negatif).
4.
Multiple approach-avoidance conflict (Konflik yang terjadi jika individu
diharuskan memilih di antara beberapa alternatif yang menghasilkan konsekuensi
positif dan negatif).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar