Sabtu, 09 Februari 2013

UPM SMESTER 1 PPD



UJIAN PENGENDALIAN MUTU
SMESTER 1

MATA UJIAN                      : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
JURUSAN                            : PENDIDIKAN IPS
PROGRAM STUDI             : SEMUA PROGRAM

1.       Reaksi prustasi individu atas kegagalan dalam mencapai tujan dantidak terpenuhinya kebutuhan individu dengan cara mencari kambing hitam disebut : proyeksi
2.       Kecakapan khusus individu yang merupakan hasil pembawaan : aptitude
3.       Untuk mengenali tingkat kecerdasan peserta didiknya, seorang guru dapat melakukan pengamatan dengan melihat indikator sebagai berikut :
4.       Perkembangan psikomotorik yang harus dikuasai pada masa bayi dan kanak-kanak : berjalan dan berbicara
5.       Yelon dan weinsten (1977) mengemukakan tentang arah atau pola perkembangan manusia itu bersifat cephalocaudal, yang dimaksud dengan kata yang digaris bawahi diatas adalah : perkembangan manusia itu mulai dari kepala dan kaki
6.       Poola urutan perkembangan bahasa adalah : meraba, bicara menolong, haus nama-nama, gemar bertanya, membuat kalimat sederhana, dan bahasa ekspresif
7.       Tahap perkembangan moralitas yang ditandai dengan orientasi mengenai anak yang baik dan mempertahankan norma-norma sosial dan otoritas dinamakan : convensional
8.       Psykology is a scientific study of mental process and overt behaviour of individual, dari pengertian psikologi diatas manakah yang termasuk ke dalam overt behaviour : menjerit, berjalan, tersenyum
9.       Seorang guru tampil dengan pakaian yang tidak rapih, bersikap kasar, bertindak tidak adil. Apabila dikaitkan dengan sistem nilai yang berlaku, maka dirinya bertentangan dengan peran guru sebagai : transpormator, (penerjemah) system nilai melalui penjelmaan dalam dirinya
10.   Pada remaja keterikatan hidup dalam gank (peers group) yang tidak terbimbing mudah menimbulkan kenakalan remaja, yang sama artinya dengan kata yang digaris bawahi adalah : juvenile delinguency
11.   Pada fase perkembangan apa biasanya muncul ketertarikan untuk menggunakan bahasa sandi (bahasa yang hanya dimengerti oleh teman sebayanya) pada perkembangan bahasanya :
12.   Perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan atau loncat-loncat, merupakan prinsip perkembangan :
13.   Sapu lidi, jari tangan, atau benda lainnya sering digunakan untuk menunjukan bilangan bagi siswa kelas 1 SD, hal ini sejalan dengan pendapat piaget yang menyatakan pada usia tersebut anak berada pada tahapan kognitif :
14.   Menurut bloom cs yang tidak termasuk kedalam the cognitive domain dalam taksonomi prilaku bloom adalah :
15.   Di bawah ini yang merupakan ciri perilaku orang tua terhadap anak dengan pola overprotection adalah :
16.   Damar jati seorang siswa tekun belajar walaupun hasilnya relatif stabil sekitar nilai 6-7, setelah mengikuti tes kacerdasan, ternyata ia mendapat skor 105. Sedangkan yang lain ada yang 145 dan ada pula yang 80. Kecerdasan damar jati tersebut termasuk :
17.   Kenakalan remaja sebagai gejala sosial merupakan hal yang lebih dimungkinkan terjadi karena :
18.   Siswa SMP sedang berada pada perkembangan remaja awal dan siswa SMA berada pada masa remaja akhir. Dibawah ini disebutkan ciri-ciri siswa SMP sebagai remaja awal kecuali :
19.   Krkkkeatifitas siswa akan berkembang dalam situasi pembelajaran dibawah ini, kecuali :
20.   Unsur kecerdasan emosi “empati” ditunjukan dengan karakteristik perilaku seseorang seperti di bawah ini, keculai :
21.   Berikut adalah ciri-ciri manusia dengan kepribadian sehat, kecuali :
22.   Tugas guru yang berperan dalam bertanggung jawab dalam mengumpulkan, menganalisis, menfsirkan, dan memberikan pertimbangan (judgement) atas tingkat keberhasilan belajar mengajar, merupakan tugas guru sebagai :
23.   Dodo begitu menyadari bahwa prestasi belajarnya di kelas tidak begitu baik, namun ia berusaha menunjukkan keunggulannya dibidang olah raga sehingga ia tetap merupakan kebanggaan kelasnya, kasus di atas merupakan contoh konsep defence mechanism :
24.    Motivasi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, diperoleh oleh jingga lebih besar dari dorongan orang tua, maka motivasi yang berasal dari dorongan orang tua tersebut kita sebut dengan :
25.   Pada akhirnya gine memilih jurusan bahasa inggris setelah melalui pertimbangan sangat berat karena secara rasional sukar sekali baginya untuk melakukan pilihannya mengingat baik bahasa inggris maupun bahasa perancis kedua-duanya sama menariknya dan sama-sama diinginkannya.
Dalam kasus diatas gine mengalami :
26.   Penjurusan di SMA (IPA, IPS, BAHASA) secara psikologis memang diperlukan. Hal tersebut didasarkan pada asumsi bahwa terdapat keragaman individu dalam :
27.   Motif yang menunjukan kepada motif yang berkembang dalam individu karena pengalaman dan dipelajari, seperti : takut yang dipelajari, motif-motif sosial (ingin diterima, konformitas dan sebagainya), motif-motif obyektif daninterest (eksplorasi, manipulasi, minat), maksud dan aspirasi serta motif berprestasi disebut :
28.   Dalam pandangan teori apa yang menyatakan praktik pendidikan itu pada hakikatnya merupakan usaha conditining (penciptaan seperangkat stimulus) yang diharapkan pula menghasilkan pola-pola perilaku (seperangkat response) tert entu :
29.   Perubahan dalam pola-pola sambutan atau perilaku dan aspek-aspek keperibadian tertentu sebagai hasil belajar dan usaha individu yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya, dalam konsep perkembangan pengertian diatas disebut :
30.   Kemampuan untuk mempersepsi dan mentransformasikan dunia spasial-visual, berupa kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang dan hubungan yang terjadi didalamnya. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh sutradara, desainer, seniman dsb, disebut dengan kecerdasan

ESAY

1.       Jelaskan peranan dan pengaruh pendidikan terhadap perubahan dan perkembangan perilaku individu !
Pendidikan itu normative (bersumber pada tugas-tugas perkembangan dan criteria pendewasaan). Norma-norma itu merupakan seperangkat : pengetahuan,fakta, system nilai, prosedur dan teknik, sikap-sikap etis, estetis, social, iliah, religious, serta keterampilan dan kemahiran gerakan, tinfakan pembicaraan, dan sebagainya diruang lingkup scope) dan urutan (sequence)-nya disusun berdasarkan tahapan perkembangan sesuai dengan konteks, jenis lingkungan pendidikan yang berangkutan dan sekaligus pula merupakan perangkat criteria keberhasilannya.
Dengan menggunakan konsep dasar psikologis, khususnya dalam konteks pandangan behaviorisme, kita dapat menyatakan bahwa praktik pendidikan itu pada hakikatnya merupakan usaha conditioning (penciptaan seperangkat stimulus) yang diharapkan pula menghasilkan pola-pola perilaku (seperangkat response) tertentu. Prestasi Belajar (achievement) dalam term-term pengetahuan (penalaran), sikap (penghayatan) dan keterampilan (pengalaman) merupakan indicator-indikator atau manifestasi dari perubahan dan perkembangan perilaku termaksud.
Apakah arah (positif, negative atau meragukan) dari perubahan dan perkembangan itu serta kualifikasinya (tinggi, sedang, rendah, atau gagal / berhasil, memadai tidak memadai, lulus/tidak lulus, memuaskan/tidak memuaskan, dapat diterima/tidakberdasarkan perangakat criteria yang telah ditetapkan), jelas akan bergantung pada factor S (conditioning, pendidikan) disamping factor O (siswanya, pelajar)itu sendiri. Kontribusi pengaruh factor-faktor S (pendidikan) dan (karakteristik siswanya sendiri) dapat digambarkan dengan formal (rumusan) matematis secara fungsional (1) atau regresional (2) yang notasinya sebagai berikut
(1) P = f (S, O)
(2) P = a + b1S + b2O + E
P = person (perilaku, pribadi
F = fungsi (function)
S = Stimulus (pendidikan)
O = Organisme (karakterisme siswa)
A = konstanta (pengaruh rata-rata dari factor S dan O)
b1b2 = beta weight (bobot nilai kontribusi dari S dan O)
E = pengaruh variable lain (yang mengiringinya)

2.       Jelaskan bahwa faktor herediter, lingkungan, dan kematangan dapat mempengaruhi terhadap timbulnya keragaman dalam kecakapan dan keperibadian !
Motivasi yang didapat seseorang bisa timbul dari dalam diri individu itu sendiri maupun dari faktor ekstenal. Walau yang paling berpengaruh dalam tingkat motivasi individu itu berasal dari dalam individu itu sendiri namun faktor-faktor lain seperti lingkungan, pergaulan, dll juga tidak lepas pengaruhnya terhadap motivasi sesorang.
3.       Gardner menemukan setidaknya ada delapan kecerdasanyang terdapat dalam diri manusia. Kecerdasan tersebut ada dalam setiap orang dalam tingkatan yang berbeda-beda
a.       Sebutkan dan jelaskan mengenai teori multiple intelligences yang dikemukakan oleh Howard Gardner
Sembilan Jenis Kecerdasan
Jenis kecerdasan pertama, kecerdasan linguistik, adalah kecerdasan dalam mengolah kata. Ini merupakan kecerdasan para jurnalis, juru cerita, penyair, dan pengacara. Jenis pemikiran inilah yang menghasilkan King Lear karya Shakespeare, Odyssey karya Homerus, dan Kisah Seribu Satu Malam dari Arab. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargu-mentasi, meyakinkan orang, menghibur, atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya. Mereka senang bermain-main de¬ngan bunyi bahasa melalui teka-teki kata, permainan kata (pun), dan tongue twister. Kadang-kadang mereka pun mahir dalam hal-hal kecil, sebab mereka mampu mengingat berbagai fakta. Bisa jadi mereka adalah ahli sastra. Mereka gemar sekali membaca, dapat menulis dengan jelas, dan dapat mengartikan bahasa tulisan secara luas.
Jenis kecerdasan kedua, Logis-matematis, adalah kecerdasan dalam hal angka dan hgika. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemrogram komputer. Newton menggunakan kecerdasan ini ketika ia menemukan kalkulus. Demikian pula dengan Einstein ketika ia menyu-sun teori relativitasnya. Ciri-ciri orang yang cerdas secara logis-mate-matis mencakup kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, dan pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional.
Kecerdasan Spasial adalah jenis kecerdasan yang ketiga, mencakup bapikir dalam gambar, serta kemampuan untuk mencerap, mengubah, dan menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia visual-spasial. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin. Siapa pun yang merancang piramida di Mesir, pasti mempunyai kecerdasan ini. Demikian pula dengan tokoh-tokoh seperti Thomas Edison, Pablo Picasso, dan Ansel Adams. Orang dengan tingkat kecerdasan spasial yang tinggi hampir selalu mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi.
Kecerdasan musikal adalah jenis kecerdasan keempat. Ciri utama kecerdasan ini adalah kemampuan untuk mencerap, menghargai, dan menciptakan irama dan melodi. Bach, Beethoven, atau Brahms, dan juga pemain gamelan Bali atau penyanyi cerita epik Yugoslavia, se-muanya mempunyai kecerdasan ini. Kecerdasan musikal juga dimiliki orang yang peka nada, dapat menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti irama musik, dan yang mendengarkan berbagai karya musik dengan tingkat ketajaman tertentu.
Kecerdasan kelima, kinestetik-jasmani, adalah kecerdasan fisik. Kecer¬dasan ini mencakup bakat dalam mengendalikan gerak tubuh dan kete-rampilan dalam menangani benda. Atlet, pengrajin, montir, dan ahli bedah mempunyai kecerdasan kinestetik-jasmani tingkat tinggi. De¬mikian pula Charlie Chaplin, yang memanfaatkan kecerdasan ini untuk melakukan gerakan tap dance sebagai "Little Tramp". Orang dengan ke¬cerdasan fisik memiliki keterampilan dalam menjahit, bertukang, atau merakit model. Mereka juga menikmati kegiatan fisik, seperti berjalan kaki, menari, berlari, berkemah, berenang, atau berperahu. Mereka adalah orang-orang yang cekatan, indra perabanya sangat peka, tidak bisa tinggal diam, dan berminat atas segala sesuatu.
Kecerdasan keenam adalah kecerdasan Antarpribadi. Ini adalah ke¬mampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain. Ke¬cerdasan ini terutama menuntut kemampuan untuk mencerap dan tang-gap terhadap suasana hati, perangai, niat, dan hasrat orang lain. Direk-tur sosial sebuah kapal pesiar harus mempunyai kecerdasan ini, sama halnya dengan pemimpin perusahaan besar. Seseorang yang mempunyai kecerdasan antarpribadi bisa mempunyai rasa belas kasihan dan tanggung jawab sosial yang besar seperti Mahatma Gandhi, atau bisa juga suka memanipulasi dan licik seperti Machiavelli. Namun, mereka semua mempunyai kemampuan untuk memahami orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang orang yang bersangkutan. Oleh karena itu, mereka dapat menjadi networker, perunding, dan guru yang ulung.
Kecerdasan Ketujuh adalah kecerdasan Intrapribadi atau kecer¬dasan dalam diri sendiri. Orang yang kecerdasan intrapribadinya sangat baik dapat dengan mudah mengakses perasaannya sendiri, membedakan berbagai macam keadaan emosi, dan menggunakan pemahamannya sendiri untuk memperkaya dan membimbing hidupnya. Contoh orang yang mempunyai kecerdasan ini, yaitu konselor, ahli teologi, dan wirau-sahawan. Mereka sangat mawas diri dan suka bermeditasi, berkontemplasi, atau bentuk lain penelusuran jiwa yang mendalam. Sebaliknya, mereka juga sangat mandiri, sangat terfokus pada tujuan, dan sangat disiplin. Secara garis besar, mereka merupakan orang yang gemar bela-jar sendiri dan lebih suka bekerja sendiri daripada bekerja dengan orang lain. (Armstrong: 1999: 3-6)
Kecerdasan kedelapan, Kecerdasan Naturalis (Lingkungan). Gardner menjelaskan inteligensi lingkungan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik, dapat membuat distingsi konsekuensial lain dalam alam natural; kemampuan untuk memahami dan menikmati alam; dan menggunakan kemampuan itu secara produktif dalam berburu, bertani, dan mengembangkan pengetahuan akan alam.
Orang yang punya inteligensi lingkungan tinggi biasanya mampu hidup di luar rumah, dapat berkawan dan berhubungan baik dengan alam, mudah membuat identifikasi dan kla-sifikasi tanaman dan binatang. Orang ini mempunyai kemam¬puan mengenal sifat dan tingkah laku binatang, biasanya mencintai lingkungan, dan tidak suka merusak lingkungan hidup. Salah satu contoh orang yang mungkin punya inteligensi lingkungan tinggi adalah Charles Darwin. Kemampuan Dar¬win untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi serangga, burung, ikan, mamalia, membantunya mengembangkan teori evolusi.
Inteligensi lingkungan masih dalam penelitian lebih lanjut karena masih ada yang merasa bahwa inteligensi ini sudah termasuk dalam inteligensi matematis-logis. Namun, Gardner berpendapat bahwa inteligensi ini memang berbeda dengan inteligensi matematis-logis.
Kecerdasan kesembilan, Kecerdasan Eksistensial, intelegensi ini menyangkut kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Orang tidak puas hanya menerima keadaannya, keberadaannya secara otomatis, tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawaban yang ter¬dalam. Pertanyaan itu antara lain: mengapa aku ada, mengapa aku mati, apa makna dari hidup ini, bagaimana kita sampai ke tujuan hidup. Inteligensi ini tampaknya sangat berkembang pada banyak filsuf, terlebih filsuf eksistensialis yang selalu mempertanyakan dan mencoba menjawab persoalan eksistensi hidup manusia. Filsuf-filsuf seperti Sokrates, Plato, Al-Farabi, Ibn Sina, Al-Kindi, Ibn Rusyd, Thomas Aquinas, Descartes, Kant, Sartre, Nietzsche termasuk mempunyai inteligensi eksistensial tinggi.
Anak yang menonjol dengan inteligensi eksistensial akan mempersoalkan keberadaannya di tengah alam raya yang besar ini. Mengapa kita ada di sini? Apa peran kita dalam dunia yang besar ini? Mengapa aku ada di sekolah, di tengah teman-teman, untuk apa ini semua? Anak yang menonjol di sini sering kali mengajukan pertanyaan yang jarang dipikirkan orang, termasuk gurunya sendiri. Misalnya, tiba-tiba ia bertanya, "Apa manusia semua akan mati? Kalau semua akan mati, untuk apa aku hidup?"
Ingatlah bahwa meskipun Anda merasa sangat cocok dengan salah satu atau dua definisi di atas, sebenarnya Anda mempunyai semua ke¬cerdasan itu. Tambahan lagi, setiap manusia normal dapat mengem-bangkan ketujuh jenis kemampuan itu sampai ke tingkat penguasaan tertentu. Setiap pribadi adalah unik, sebagaimana ketujuh/Delapan/Sembilan kecerdasan itu memperlihatkan bentuknya dalam kehidupan kita. Jarang sekali ada orang yang dapat mencapai tingkat penguasaan yang tinggi dalam enam, tujuh atau delapan kecerdasan tersebut. Ibn Sina atau Al Kindi mungkin beberapa orang dengan kecerdasan yang sangat banyak. Ia Dokter ulung, filosof, ahli bahasa, Negarawan, penulis dll, Al Kindi juga Dokter, Pemusik handal (konon katanya ia menyembuhkan penyakit orang dengan music), Filosof, penulis, penerjemah dengan penguasaan berbagai bahasa, dan pemilik kebun-binatang yang cukup luas dan lengkap. Rudolf Steiner, pemikir Jerman awal abad ke-20 juga. Ia adalah filsuf, penulis, dan ilmuwan. Ia juga menciptakan sistem dansa, teori warna, dan sistem berkebun, sekaligus pematung, ahli teori sosial, dan arsitek.

b.      Jelaskan mengenai implikasi mempelajari mengenai teori multiple intelligences bagi seorang guru
1. Guru dapat menggunakan kerangka multiple intelligences dalam melaksanakan proses pengajaran secara luas. Aktivitas yang bisa dilakukan seperti menggambar, menciptakan lagu, mendengarkan musik, melihat suatu pertunjukkan  dapat menjadi ‘pintu masuk’ yang vital terhadap proses belajar. Bahkan siswa yang penampilannya kurang baik pada saat proses belajar menggunakan pola tradisional (menekankan bahasa dan logika), jika aktivitas ini dilakukan akan memunculkan semangat mereka untuk belajar.
2.    Dengan menggunakan model multiple intelligences, gurumenyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan, minat, dan talentanya.
3.    Peran serta orang tua dan masyarakat akan semakin meningkat di dalam mendukung proses belajar mengajar. Hal ini bisa terjadi karena setiap aktivitas siswa di dalam proses belajar akan melibatkan anggota masyarakat.
4.    Siswa akan mampu menunjukkan dan ‘berbagi’ tentang kelebihan yang dimilikinya. Membangun kelebihan yang dimiliki akan memberikan suatu motivasi untuk menjadikan siswa sebagai seorang ‘spesialis’.
5.    Pada saat guru ‘mengajar untuk memahami’, siswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang positif dan meningkatkan kemampuan untuk mencari solusi dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya.

4.       Jelaskan dengan contoh masing-masing jenis conflict di bawah ini :
a.       Approac-approach conflict
b.      Avoidance-avoidance conflict
c.       Approach-asvoidance conflict
1.      Approach-approach conflict (Konflik yang terjadi ketika individu diharuskan memilih antara dua motif yang postif ).
2.      Approach-avoidance conflict (Konflik yang terjadi ketika individu diharuskan memilih antara dua motif yang negatif).
3.      Approach-avoidance conflict (Konflik yang terjadi ketika individu memperoleh hal positif dari suatu motif namun juga menghasilkan hal negatif).
4.      Multiple approach-avoidance conflict (Konflik yang terjadi jika individu diharuskan memilih di antara beberapa alternatif yang menghasilkan konsekuensi positif dan negatif).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar